Lomba yang Ditunggu
Hari itu langit tampak cerah, seolah ikut bersorak menyambut hiruk pikuk acara di lapangan desa. Anak-anak berlarian ke sana kemari, membawa tawa yang berderai-derai. Di sudut lapangan, empat anak sudah bersiap dengan karung goni yang dipakai sebagai kostum dadakan. Mereka adalah Bima, Danu, Rara, dan Lila. Keempatnya berdiri berjejer sambil saling menatap penuh semangat. Karung yang mereka pakai jelas terlalu besar, sehingga terlihat seperti sedang mengenakan pakaian kebesaran dari nenek buyut. "Kalau jatuh, jangan lupa tertawa dulu sebelum bangun," canda Danu sambil menarik karungnya ke atas. Ucapan itu membuat yang lain ikut tergelak. Rara, yang terkenal paling serius, pun tak bisa menahan senyum. "Kalau begitu, siap-siap saja nanti aku yang duluan sampai garis akhir," katanya dengan nada menantang. Sementara itu, Lila sibuk menarik-narik bagian bawah karungnya. "Aduh, ini karungnya panjang sekali. Jangan-jangan aku bisa hilang di dalamny...