🛡️ Disclaimer

Disclaimer

Terakhir diperbarui: 20 Mei 2025

Selamat datang di SastraDion – blog pribadi yang berisi kumpulan cerpen hasil karya saya sendiri.

Berikut adalah penjelasan penting mengenai batas tanggung jawab kami...

1. Hak Cipta

Seluruh cerpen yang diterbitkan di blog ini adalah hasil karya orisinal saya, Diono Pieterrianto, kecuali jika disebutkan secara khusus. Dilarang menyalin, menyebarluaskan, atau mempublikasikan ulang sebagian atau seluruh isi tanpa izin tertulis dari saya.

2. Iklan & Konten Pihak Ketiga

Blog ini dapat menampilkan iklan dari layanan pihak ketiga seperti Google AdSense. Iklan tersebut dikontrol sepenuhnya oleh pihak ketiga dan saya tidak bertanggung jawab atas isi atau tautan yang muncul dari iklan tersebut.

Google dan mitranya dapat menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan Anda sebelumnya ke situs ini atau situs lain. Untuk informasi lebih lanjut, silakan baca Kebijakan Privasi Google.

3. Tautan Eksternal

Beberapa artikel mungkin mengandung tautan ke situs lain yang saya anggap relevan atau berguna. Namun, saya tidak menjamin keamanan atau keakuratan informasi dari situs-situs tersebut.

4. Komentar Pembaca

Saya menghargai masukan dan komentar dari pembaca. Namun, saya berhak menghapus komentar yang bersifat spam, mengandung kebencian, atau tidak sesuai dengan topik.

5. Perubahan Isi

Isi halaman ini bisa diperbarui sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Diharapkan pembaca memeriksa halaman ini secara berkala untuk mengetahui perubahan terbaru.

Postingan populer dari blog ini

Cerpen : Sulam Emas Di Ladang Senja

Gambar
Cerpen : Sulam Emas Di Ladang Senja Di balik setiap senja, ada kisah yang menunggu untuk diceritakan. Saat senja tiba, harapan dan kenangan bersatu. Mari kita selami kisah ini. Apa yang Anda rasakan saat melihat senja? Setiap senja membawa cerita baru. Jika cerita ini menyentuh hatimu, bagikan dengan teman-temanmu dan biarkan mereka merasakan keajaibannya! #Cerpen" Di ujung barat desa Elmabadi, di mana ladang padi membentang sejauh mata memandang, seorang wanita muda berdiri dengan tenang. Gaun panjangnya yang berwarna beige melambai pelan ditiup angin sore, sulaman emas di tepinya berkilauan tertimpa cahaya matahari yang mulai merendah. Clara—demikian namanya—menatap jauh ke cakrawala, seolah mencari sesuatu yang hanya bisa dirasakan, bukan dilihat. Di sebelahnya, seekor kuda jantan berbulu cokelat kekuningan berdiri dengan gagah. Namanya Atlas, kuda kesayangan keluarga yang telah setia menemani Clara sejak kecil. Tanda putih di dahinya seperti mahko...
Lanjutkan Membaca »

Cerpen Haru : Langkah di Lembah Fajar

Gambar
Cerpen : Langkah di Lembah Fajar "Setiap langkah di lembah fajar adalah sebuah perjalanan menuju penemuan diri. Mari kita ikuti jejaknya dan temukan makna di balik setiap detik yang berlalu." Udara pagi di lembah Elarya selalu datang dengan aroma segar rumput basah dan bisikan angin dari celah pegunungan yang jauh. Matahari belum sepenuhnya meninggi, namun cahaya keemasannya sudah mulai menari di antara awan-awan lembut yang menggantung di langit, menciptakan semburat warna yang memeluk seluruh lanskap dalam kehangatan. Di jalan setapak yang membelah ladang berbunga ungu, seorang pria berjalan pelan bersama dua ekor sapi putih yang setia menemaninya. Tangannya yang kokoh menyentuh leher sapi yang lebih besar, gerakannya tenang, hampir seperti sedang berbicara dalam bahasa yang hanya mereka bertiga pahami. Pria itu bernama Arven. Dikenal oleh penduduk desa sebagai peternak yang pendiam namun berhati lembut. Ia bukan orang yang banyak bicara, tetap...
Lanjutkan Membaca »

Cerpen: Rahasia Serabi Daun Pisang: Kisah Misteri dari Dapur Jawa

Gambar
Cerpen : Rahasia Serabi Daun Pisang Temukan keajaiban di balik setiap lembar daun pisang! 'Rahasia Serabi Daun Pisang' mengajak Anda untuk menyelami kisah yang penuh rasa dan makna, di mana setiap serabi yang disajikan menyimpan cerita yang tak terduga. Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan kehangatan tradisi dan misteri yang mengelilinginya!  Di sebuah desa yang seakan terperangkap dalam waktu, seorang ibu dan anak perempuannya duduk bersila di atas tikar bambu. Cahaya matahari pagi menelusup lewat celah dinding dapur, membentuk bayangan lembut di lantai. Uap dari nasi hangat bercampur aroma dedaunan yang baru dipetik, menciptakan suasana yang menenangkan. Ibu, bernama Sekar, mengenakan kebaya cokelat dengan sulaman halus. Rambutnya yang hitam pekat disanggul rapi, dihiasi bunga melati segar. Putrinya, Kemuning, seorang bocah perempuan berusia enam tahun, duduk di sampingnya. Matanya berbinar penuh rasa ingin tahu saat ibu mengajarkan car...
Lanjutkan Membaca »