Di sebuah desa kecil bernama Lereng Wungu, hiduplah seorang gadis bernama Lela yang selalu mencuri perhatian… bukan karena kecantikannya saja, tapi karena gayanya yang… bagaimana ya, unik. Ia gemar mengenakan gaun berwarna mencolok seperti pelangi yang kelebihan semangat, dan lebih sering bicara dengan ayam tetangga daripada manusia. "Soalnya ayam lebih jujur," katanya suatu sore sambil mengelus kepala Si Jengki, ayam jago paling cerewet di desa. Pagi itu, Lela berdiri di tepi jalan tanah, memandang langit yang mulai menguning. Ia tampak seperti tokoh utama dari novel yang belum ditulis. Rambut panjangnya menari pelan di tiupan angin, dan tatapan matanya… ah, tatapan itu seolah tahu sesuatu yang tidak diketahui orang lain. Tapi tunggu dulu, Lela bukan gadis biasa. Ia percaya bahwa suatu hari akan terjadi sesuatu besar dalam hidupnya—entah dijemput pangeran naik bajaj terbang atau menemukan lubang waktu di balik rak dapur. Dan pagi ini, ia merasa... ini ha...