Kain Batik dan Rahasia di Balik Pagar

Di sebuah pagi yang cerah di desa Kalanganyar, mentari baru saja naik perlahan dari balik pohon jati. Suara burung prenjak bersahut-sahutan, seperti sedang membicarakan gosip terbaru di balai desa. Udara segar membawa aroma tanah basah dan wangi daun kelor yang direbus di dapur-dapur penduduk. Di halaman rumah joglo yang berdiri anggun dengan atap limasan merah bata, tampak seorang gadis berjalan santai. Ia mengenakan kebaya hijau zamrud yang serasi dengan kain batik cokelat keemasan yang dililit rapi di pinggangnya. Rambut hitam legamnya disanggul ke samping, dihiasi bunga kamboja putih yang segar dipetik dari halaman. Senyumnya yang mengembang seperti tahu goreng hangat di pagi hari membuat siapa pun yang melihatnya ingin menyapa. Namanya Raras Ayu. Tapi seluruh desa lebih suka memanggilnya "Mbakyu Raras" — entah kenapa, padahal usianya baru dua puluh satu. Ada yang bilang karena sikapnya lemah lembut, ada pula yang berseloroh karena ia panda...