Cheongsam Merah dan Rahasia Kuil Tahu
Di sebuah desa kecil yang damai, tepat di kaki gunung yang belum sempat diberi nama oleh warga karena sibuk panen semangka, hiduplah seorang perempuan muda bernama Lin Mei. Ia dikenal bukan hanya karena kecantikannya, melainkan karena bakat uniknya dalam membuat semua orang di pasar tersenyum, bahkan tukang ikan yang dikenal pelit senyum pun bisa terkikik gara-gara celotehnya. Hari itu, Lin Mei mengenakan cheongsam merah terang bermotif bunga peony. Bukan karena ada acara penting, tapi karena ibunya bilang, "Kalau baju bagus disimpan terus, nanti bajunya bosan dan kabur ke lemari sebelah." Dengan langkah anggun yang diselipi niat ingin beli tahu goreng di ujung gang, Lin Mei berjalan melewati halaman depan kuil tua yang katanya dihuni roh penjaga yang lebih suka membaca buku puisi daripada menakut-nakuti. Namun, entah bagaimana, hari itu langkah Lin Mei justru mengarah ke dalam halaman kuil, bukan ke arah tukang tahu. "Eh? Tahu gorengnya pindah ke sini ya...