Dua Orang di Ujung Gang

Gang sempit itu sudah lama tak mendengar suara selain langkah kaki ayam atau nyanyian ibu-ibu yang menjemur cucian. Matahari pagi menembus sela-sela atap genteng, menciptakan pola cahaya seperti puzzle yang belum lengkap. Tapi hari itu, gang tersebut menjadi saksi kejadian langka—dua pria dewasa, berdiri kikuk di tengah jalan, saling mengulurkan tangan, seperti mau berjabat tapi ragu-ragu, atau sedang transaksi sangat rahasia... padahal yang mereka pegang hanyalah... sebilah sendok. "Jadi... ini sendoknya?" tanya pria dengan jaket biru lusuh, rambut disisir ke belakang dengan air keran. Ia bernama Tarjo. Seorang tukang servis radio yang lebih sering memperbaiki nasib sendiri daripada barang pelanggan. "Bukan sembarang sendok, Pak Tarjo. Ini... sendok warisan. Dari nenek saya. Katanya, siapa pun yang memakainya untuk makan bubur, tidak akan pernah kehabisan topping kacang kedelai goreng," jawab pria satunya, sedikit lebih muda, mengenakan jas cokelat dan cel...